Selasa, 08 Januari 2013

STRUKTUR ORGANISASI SECARA ANALISA DIDALAM SEBUAH SISTEM PERUSAHAAN PT.INDOSAT

A. Latar belakang
Organisasi atau suatu perusahaan harus mampu mengelolah manajemennya untuk memenangkan persaingan pada era yang serba kompetitif supaya dapat bertahan untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan. Setiap perusahaan, baik yang bergerak dibidang produksi, jasa maupun industri, pada umumnya memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan bisnis organisasi memberikan dampak yang signifikan dalam menciptakan keunggulan bersaing. Organisasi yang terus berubah dan melakukan adaptasi terhadap perubahan industri akan bertahan dan dapat menggerakan organisasi sesuai dengan visi dan misi.

PT Indosat Tbk didirikan pada tanggal 10 November 1967 oleh Pemerintah, sebagai Perusahaan penanaman modal asing untuk memberikan layanan telekomunikasi internasional di Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1969 untuk membangun, mentransfer dan mengoperasikan stasiun bumi International Telecommunications Satellite Organization.

Setelah diadakannya perubahan peraturan di bidang industri telekomunikasi Indonesia pada tahun 1999 dan 2000, Indosat mulai menjalankan strategi bisnis yang dirancang untuk mengubah Indosat dari penyelenggara jasa telekomunikasi internasional utama menjadi penyelenggara jasa dan jaringan telekomunikasi terpadu penuh yang terkemuka di Indonesia. Pada tahun 2000, Pemerintah memberlakukan UU Telekomunikasi untuk mendorong liberalisasi industri yang memberikan dampak langsung pada bisnis. Pada tahun 2001, sebagai bagian dari inisiatif Pemerintah untuk merestrukturisasi industri telekomunikasi, Indosat mengadakan suatu perjanjian dengan Telkom yang bertujuan untuk menghapus kepemilikan silang masing-masing di beberapa anak-anak perusahaan, yaitu:
pembelian 22,5% kepemilikan saham Telkom di Satelindo oleh Indosat;
pembelian 35,0% kepemilikan saham Indosat di Telkomsel oleh Telkom; dan
pembelian 37,2% kepemilikan saham Telkom di Lintasarta oleh Indosat dan pembelian obligasi konversi Lintasarta yang dipegang oleh Telkom.

B. Pembahasan Permasalahan





Pada struktur organisasi diatas berbentuk Organisasi Lini dan Staf

Organisasi Lini dan Staf adalah kombinasi dari organisasi lini dan organisasi fungsional. Pelimpahan wewenang dalam organisasi ini berlangsung secara vertikal dari seorang atasan pimpinan hingga pimpinan dibawahnya. Untuk membantu kelancaran dalam mengelola organisasi tersebut seorang pimpinan mendapat bantuan dari para staf dibawahnya. Tugas para staf disini adalah untuk membantu memberikan pemikiran nasehat atau saran-saran, data, informasi dan pelayanan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan suatu keputusan atau kebijaksanaan. Pada struktu organisasi ini Hubungan antara atasan dengan bawahan tidak secara langsung.

bagan diatas adalah bagan dari struktur organisasi pada perusahaan indosat
1. Direktur Utama Tugasnya adalah jabatan yang ditunjuk dan memberi laporan kepada dewan direksi Board Of Director (BOD) dan Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi
2. Wakil dari direktur utama tugasnya adalah membantu direktur utama dalam menangani perusahaan
3. Direktur Marketing dan Direktur regional sales tugasnya adalah merencanakan , mengontrol dan mengkordinir proses penjualan dan pemasaran bersama S dan M supervisior (S) untuk mencapai target penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisien
4. Direktur Network tugasnya melakukan jaringan-jaringan pada sinyal

Keuntungan dari struktur organisasi ini adalah:
1) Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini dan kelompok staff.
2) Adanya pengembangan spesialisasi untuk para anggota.
3) Koordinasi didalam setiap bagian dapat diterapkan dengan mudah.

Keburukan dari struktur organisasi ini adalah:
1) Adanya kemungkinan pimpinan staf melampaui batas kewenangannya.
2) Para pemimpin baik lini maupun staff sering mengabaikan nasehat dan gagasan yang ada.
3) pemimpin dan karyawan yang kebanyakan tidak saling mengenal.


Dalam suatu organisasi terdapat beberapa bidang struktural yang biasa terjadi konflik. Salah satunya yaitu konflik antara Lini dan Staf. Ada banyak sumber maslah yang dapat menimbulkan konflik antara lini dan satf.

Diperusahaan yang terjadi konflik tersebut yang membuat orang lini berseteru dengan orang staf disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
adanya perbedaan sikap antara orang lini dan orang staf. Orang staf cenderung memperluas wewenangnya dan cenderung memberikan perintah-perintah kepada orang lini untuk membuka eksistemsinya. Kemudian orang staf cenderung merasa yang paling berjasa untuk gagasan-gagasan yang diimplementasikan oleh lini, sebaliknya orang lini mungkin tidak menghargai peranan staf dalam membantu pemecahan masalah-masalahnya. Lalu orang staf selalu merasa dibawah perintah orang lini, dilai pihak orang lini juga selalu curiga bahwa orang staf ingin memperluas kekuasaannya.
Perbedaan umur dan pendidikan juga dapat dikategorikan sebagi suatu penyebab mengapa orang lini dan orang staf selalu berseteru. Orang staf biasanya labih muda dan lebih berpendidikan daripada orang-orang staf, sehingga menimbulkan sesuatu yang biasa disebut dengnan “generation gap’
Perbedaan posisi juga disebut sebagi suatu penyebab orang lini dan staf selalu berseteru. Karena manajemen puncak tidak mengkomunikasikan secara jelas luasnya wewenang staf dalam hubungannya dengan lini. Sehingga selalu terjadi kesalah pahaman dengan orang lini dan staf.
Perbedaan tugas juga merupakn suatu faktor yang menyebabkan orang lini dan staf selalu berseteru. Karena orang staf sangat spesialis dan lebih sering menggunakan bahasa dan istilah yang tidak dapat dipahami oleh orang lini. Sehingg aorang lini merasa bahwa staf spesialis tidak sepenuhnya mengerti masalah-masalah orang lini dan menganggap saran mereka tidak dapt diterapkan atau dikerjakan.

konflik antara orang lini dan staf tersebut menyebabkan sering terjadinya hambatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan pada masing-masing. Sehinnga kerja perusahaanpun agak sedikit terhambat. Untuk menyelesaikan konflik ini biasanya perusahaan kekuasaan, kompromi, serta penghalusan diri untuk meredam masalah tersebut. Namun bila konflik antara lini dan staf tersebut membawa pengaruh besar pada perusahaan, perusahaan tidak segan-segan untuk memutuskan hubungan kerja pada orang yang memvuat konflik tersebut.

C. Landasan Teori 

Menurut Wikipedia, Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.


D. Strategi Penyelesaian Konflik

Mengendalikan konflik berarti menjaga tingakat konflik yang kondusif bagi perkembangan organisasi sehingga dapat berfungsi untuk menjamin efektivitas dan dinamika organisasi yang optimal. Namun bila konflik telah terlalu besar dan disfungsional.

Maka konflik perlu diturunkan intensitasnya, antara lain dengan cara :

1. Mempertegas atau menciptakan tujuan bersama. Perlunya dikembangkan tujuan kolektif di antara dua atau lebih unit kerja yang dirasakan bersama dan tidak bisa dicapai suatu unit kerja saja.

2. Meminimalkan kondisi ketidak-tergantungan. Menghindari terjadinya eksklusivisme diatara unit-unit kerja melalui kerjasama yang sinergis serta membentuk koordinator dari dua atau lebih unit kerja.

3. Memperbesar sumber-sumber organisasi seperti : menambah fasilitas kerja, tenaga serta anggaran sehingga mencukupi kebutuhan semua unit kerja.

4. Membentuk forum bersama untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah bersama. Pihak-pihak yang berselisih membahas sebab-sebab konflik dan memecahkan permasalahannya atas dasar kepentingan yang sama.

5. Membentuk sistem banding, dimana konflik diselesaikan melalui saluran banding yang akan mendengarkan dan membuat keputusan.

6. Pelembagaan kewenangan formal, sehingga wewenang yang dimiliki oleh atasan atas pihak-pihak yang berkonflik dapat mengambil keputusan untuk menyelesaikan perselisihan.

7. Meningkatkan intensitas interaksi antar unit-unit kerja, dengan demikian diharapkan makin sering pihak-pihak berkomunikasi dan berinteraksi, makin besar pula kemungkinan untuk memahami kepentingan satu sama lain sehingga dapat mempermudah kerjasama.

8. Me-redesign kriteria evaluasi dengan cara mengembangkan ukuran-ukuran prestasi yang dianggap adil dan acceptable dalam menilai kemampuan, promosi dan balas jasa.

E. Kesimpulan 

Konflik bisa terjadi pada perusahaan. Konflik dapat dicegah dengan adanya komunikasi antara sesame anggota perusahaan yang berselisih dengan menciptakan kesadaran untuk maju dengan cara mengembangkan tujuan bersama dengan pengawasan yang bijaksana oleh atasan tertinggi kepada bawahannya yang berselisih . Sehingga perusahaan dapat menghasilkan yang lebih optimal dalam melakukuan usahanya.

Struktur organisasi berbentuk lini ini dan staff pada perusahaan PT. Indosat belum cukup efektif dikarenakan kecenderungan munculnya gaya kepemimpinan yang berlebihan di pada suatu jabatan penting namun bukan yang tertinggi atau masi ada diatasnya namun berperilaku sewenang-sewenang tanpa izin dari pemimpin utama. Jika sang pemimpin tidak mampu maka akan mudah jatuh perusahaan yang dikelola tersebut. Akan tetapi tidak semua organisasi berbentuk Lini dan staff akan berdampak seperti itu. Semua tergantung pada pemimpinnya masing-masing dan sistem organisasi perusahaanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar